Solusi Smart City Indonesia
City Branding sebagai Citra Pariwisata Daerah
Pernahkah kalian mendengar istilah City Branding? City branding
atau julukan kota merupakan salah satu strategi dari pemasaran suatu kota untuk membuat positioning yang besar dan kuat dalam regional maupun secara global. City branding adalah identitas dari kota yang berguna untuk memasarkan segala aktivitas dari kota tersebut terutama potensi wisata dan budayanya.
Ada beberapa istilah city branding yang kental sebagai sebutan beberapa kota di Indonesia seperti “Paris van Java” sebagai sebutan Kota Bandung, “The Sunrise of Java” sebagai sebutan Kota Banyuwangi, “Shinning Batu” sebagai sebutan Kota Batu dan istilah-istilah lainnya yang membuat positioning yang kuat dalam target pemasaran kota.
Apakah hal ini dapat memberikan dampak terhadap citra pariwisata daerah? Secara jelas, julukan kota dibuat sesuai atau relevan dengan keadaan kota terkait untuk dikenal secara regional maupun global. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kavaratzis (2004: 66-69) yang menyatakan bahwa city branding dalam konteks pengaruhnya terhadap citra suatu kota adalah melalui tiga tahapan komunikasi yakni secara primer, sekunder dan tersier, Menurutnya, hal ini tidak ada bedanya dengan merek barang dan jasa yang umum dipasarkan untuk menjadi identitas produk yang akan dikenal konsumennya.
Keterkaitan City Branding Dengan Citra Pariwisata Daerah
Pemberian julukan kota memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu obyek wisata daerah. Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa hal ini dibuat untuk tujuan memberikan identitas kota sesuai dengan keadaan kota tersebut. City branding dibuat untuk membedakan satu kota dengan kota yang lain. Misalnya untuk turis yang ingin berwisata sejarah, salah satu yang terlintas adalah ‘Pulau Dewata’ yang menjadi cidentitasnya Pulau Bali. Dari contoh tersebut, penerapan city branding dapat mempengaruhi keputusan wisatawan yang ingin mengunjungi obyek wisata yang cocok dengan tujuan mereka.
dibuat untuk membedakan satu kota dengan kota yang lain. Misalnya untuk turis yang ingin berwisata sejarah, salah satu yang terlintas adalah ‘Pulau Dewata’ yang menjadi cidentitasnya Pulau Bali. Dari contoh tersebut, penerapan city branding dapat mempengaruhi keputusan wisatawan yang ingin mengunjungi obyek wisata yang cocok dengan tujuan mereka.
dibuat untuk membedakan satu kota dengan kota yang lain. Misalnya untuk turis yang ingin berwisata sejarah, salah satu yang terlintas adalah ‘Pulau Dewata’ yang menjadi identitasnya Pulau Bali. Dari contoh tersebut, penerapan city branding dapat mempengaruhi keputusan wisatawan yang ingin mengunjungi obyek wisata yang cocok dengan tujuan mereka.
Indonesia dengan keanekaragaman budaya dan pariwisata yang patut untuk dibanggakan, nyatanya masih banyak wisata-wisata daerah yang belum terekspos secara maksimal. Wisatawan mancanegara hingga saat ini masih mengenal Bali dan Lombok sebagai destinasi menarik yang patut dikunjungi saat ke Indonesia. Padahal kita masih punya Raja Ampat sebagai surganya laut di Papua. Kita juga punya pulau-pulau indah di pinggiran Kalimantan. Serta masih banyak wisata daerah lainnya yang belum menjadi destinasi populer baik secara regional maupun global.
Penting kah City Branding ada di setiap kota?
Perlukah setiap kota dibuat city branding atau julukan kota? Bisa iya bisa tidak. Mengingat tujuannya sebagai salah satu strategi branding promosi wisata daerah, tentunya julukan kota harus dibuat berdasarkan kenyataan di lapang. Misalnya sebutan Kota Yogyakarta sebagai ‘Kota Gudeg’. Pada kenyataannya di kota ini memang menjadi salah satu tujuan kuliner gudeg sepanjang masa. City branding tidak bisa dibuat dan dikembangkan dengan mudah, terutama untuk tujuan memasarkan wisata daerah.
Penjulukan kota secara khusus membuat suatu kota dapat dikenal oleh masyarakat secara luas dan menciptakan citra terhadap kota tersebut. Citra suatu kota jelas secara positif dapat menarik kunjungan wisatawan. Pernyataan tersebut sudah dibuktikan melalui beberapa riset yang menghubungkan variabel dari city branding terhadap minat wisatawan. Julukan kota dibuat untuk memberikan citra yang positif dan bersifat persuasif untuk mendatangkan wisatawan.